Minggu, 06 November 2016

MENJAGA HUBUNGAN JARAK JAUH



Masih hafal dengan sepenggal bait alfiyyah ibnu malik diatas? Lantas muncul pertanyaan, apa hubunganya bait diatas dengan menjaga hubungan jarak jauh? Nah menurut analisa penulis bait diatas sangat berkaitan erat dengan menjaga hubungan jarak jauh.
Bait-bait alfiyyah ibnu malik memang terkenal menggambarkan filosofi kehidupan nyata di masayarakat, baik  di pondok pesantren maupun dalam masyarakat luas tergantung seseorang mencocokanya, kalau orang yang gak ngeh, mungkin tidak akan nyambung dengan yang dimaksudkan dalam bait tersebut, pasalnya bait-bait dalam kitab alfiyyah

MOTIVASI SANTRI



Motivasi juga bisa membuat seseorang menjadi tenang dan terpacu untuk menjadi lebih baik. Kata motivasi hidup sangat bermanfaat ketika anda sedang terpuruk karena di dalam kata motivasi hidup banyak sekali penyemangat agar anda bangkit. Dengan kehiduapan yang baik dan layak pastinya setiap individu akan merasa pusa dan bangga, namun kembali lagi ke pribadi diri sendiri walaupun sudah sering kali mengikuti acara seminar motivasi maupun diberi motivasi oleh orang hebat jika keinginan tersebut tidak berasal dari diri sendiri maka hasilnya sama saja kosong.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Spirit “Mondok” sebagai Strategi Tekan Radikalisme

Sulit terbantahkan kesimpulan yang menyebutkan bahwa institusi pesantren cukup besar kontribusinya dalam mewarnai perjalanan kehidupan beragama dan berbangsa di negeri ini. Pasalnya, lembaga yang ada cukup lama mengiringi perkembangan Islam di Indonesia telah memberikan nuansa cara pandang tertentu umat Islam dalam memahami agamanya di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk, dan karakternya berbeda dengan masyarakat Arab sebagai tempat kelahiran Islam.

Untuk itu, mengabaikan peran kultur pesantren dalam kehidupan berbangsa dan beragama sama dengan melupakan sejarah. Lupa atas sejarahnya sendiri niscaya menjadi sebab seseorang akan kehilangan identitasnya. Akibatnya, seseorang akan lebih senang nilai-nilai lain yang beda, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai kultural yang telah dititahkan oleh para pendiri bangsa, yakni titah yang mampu menciptakan harmoni antara nilai-nilai normatif Islam dengan visi kebangsaan seperti penerimaan atas Pancasila.

Bila dikaitkan dengan hal ini, maka masih maraknya pandangan dan sikap radikal dipastikan bagian dari usaha mengabaikan –bahkan melupakan—peran-peran pesantren yang cukup lama membumikan visi keislaman yang moderat dan toleran di negeri ini. Parahnya, kelompok-kelompok radikal ini dengan mudah belajar Islam dengan seenaknya dan dengan cara-cara yang serba instan. Padahal, untuk memahami ajaran Islam dari Al-Qur’an dan hadits seseorang harus memiliki ilmu kebahasaan yang kuat. 

Perangkat kebahasaan ini yang memungkinkan agar mereka yang hendak memahami bahasa agama tidak mengandalkan pada makna lahiriyah dengan bersumber dari terjemahan. Bahasa agama, misalnya Al-Qur’an, memiliki keunikan tersendiri, misalnya penuh dengan kiasan, majaz ataupun materi lain yang disebutkan dalam kajian stilistika Arab (Balagha). Mengandalkan pada makna lahiriyah menjadi sebab sempitnya cara pandang seseorang, bahkan memantik lahirnya radikalisme sebab yang berbeda selalu dipandang salah.

Gerakan 'Ayo Mondok' yang diinisiasi oleh tokoh-tokoh muda pesantren (baca: santri), harus didukung bersama. Gerakan ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan didorong oleh kondisi sosial yang dihadapi bangsa saat ini. Misalnya, perilaku kelompok lain yang suka mengumbar paham dan tindakan radikal kepada umat cukup meresahkan masyarakat di berbagai tempat. Padahal, radikalisme sangat bertentangan dengan spirit luhur Islam sebagai agama penebar kerahmatan kepada penjuru dunia (rahmatan lil alamin).

Konsistensi Belajar 
Munculnya radikalisme salah satunya disebabkan pupusnya kemauan orang untuk terus belajar Islam dalam rangka memperbaiki keberislamannya. Kita sering menyaksikan, seseorang hanya belajar Islam beberapa tahun, bahkan beberapa bulan dari ustad tertentu atau dari “internet” sudah merasa hebat, alih-alih mengaku –termasuk dipromosikan menjadi-- ustad yang kerjaannya suka membid’ahkan atau mengkafirkan orang lain.

Dari sini, gerakan 'Ayo Mondok' menjadi penting untuk kembali mewujudkan tradisi kepesantrenan dalam soal memahami dan mempraktikkan Islam. Pertama, memahami Islam tidak bisa dilakukan dengan instan, butuh waktu yang lama. Tidak salah bila kiai-kiai sepuh pesantren selalu berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya, hanya karena ingin mendalami kajian keislaman plus ngamrih keberkahan dari sang guru. Belum lagi, ketekunan mereka membaca beberapa literatur kitab kuning dari berbagai sumber dan pengarang yang berbeda.

Bisa dicontoh, bagaimana Syaikhona Kholil Bangkalan, Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah dan kiai-kiai sepuh lainnya dikenal sebagai pencinta ilmu yang luar biasa. Pengembaraan mereka terhadap ilmu-ilmu keislaman melampaui batas daerahnya, yakni dari satu pesantren ke pesantren lain hingga di antara mereka tercatat sebagai salah satu santri Nusantara di Hijaz (Arab Saudi). Efek dari kecintaan ini melahirkan pemahaman keislaman para kiai ini luar biasa dan tidak melupakan lokalitas, bahkan cenderung memberikan kesejukan pada umat di satu sisi dan tegas dalam melawan penjajahan di sisi yang berbeda.

Kedua, soal praktik keagamaan. Sebagai konsekuensi atas kedalaman ilmu serta didukung oleh semangat belajar tiada henti menciptakan praktik keagamaan masyakat santri tidak hitam-putih, alih-alih menggunakan kekerasan. Dalam banyak kasus, untuk merubah kemungkaran tidak harus menggunakan kekerasan, melainkan masyarakat diberikan alternatif pilihan agar lepas dari kemungkaran dengan suka rela, bukan dipaksakan.

Prinsip ini dalam literatur Qawaid Fiqhiyyah dikenal dengan kaedah al-dharar la yu zalu bi aldharar (kemudharatan tidak bisa dihilangkan dengan hadirnya kemudharatan yang lain). Keluesan praktik keagamaan adalah hasil dari kombinasi pengetahuan pesantren yang selalu melihat dari ragam perspektif, bukan satu perpektif, yakni kombinasi fiqih sufistik. Kecenderungan satu perspektif, apalagi sudah sampai pada batas merasa benar, memastikan seseorang kurang bisa menerima perbedaan hingga praktisnya cenderung bertindak radikal dan mudah menyalahkan.

Oleh karenanya, gerakan 'Ayo Mondok' yang diinisiasi oleh kaum muda pesantren dan NU harus ditempatkan dalam kerangka besar tersebut, yaitu kerangka besar agar umat Islam tidak berhenti belajar sehingga praktik keberislamannya dalam keseharian mampu mewujudkan visi kerahmatan. Di samping, "Silatnas Gerakan Ayo 2016" yang akan berlangsung Mei mendatang, harus menjadi momentum bersama bagi kalangan santri untuk terus “melek” dan membuka diri merespon perkembangan terkini agar santri bisa berbuat lebih banyak dalam kerangka besar membangun peradaban dunia yang damai. Semoga. 

Penulis adalah Koordinator Akademik Pesantren Mahasiswa UINSA Surabaya, Aktivis Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur.
http://www.nu.or.id/post/read/67322/spirit-mondok-sebagai-strategi-tekan-radikalisme- 

Jumat, 13 Mei 2016

PROFIL PENGASUH PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH

KH Najib Salimi
ABAH Najib Mamba’ul ‘Ulum adalah pengasuh pondok pesantren Al-Luqmaniyyah yang lahir pada tanggal 7 januari 1971, dari pasangan Romo KH Salimin dan Ibu Nyai Bunyanah. Semenjak kecil beliau telah dididik keras tentang agama oleh Romo KH. Salimi. Beliau mengenyam pendidikan formal hanya sampai SD, bahkan ijazahnya pun tidak diambil.
Setelah lulus SD Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum berangkat nyantri ke Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo. Pada waktu itu Pondok Pesantren diasuh oleh Romo KH. Abdurrahman Chudori setelah wafatnya KH. Chudori yang merupakan pendiri Pondok Pesantren API Tegalrejo. Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum Nyantri di Pondok Pesantren API Tegalrejo kurang lebih 15 tahun.
Semenjak nyantri di Tegalrejo beliau sudah gemar riyadloh (tirakat) diantaranya beliau mengamalkan puasa senin kamis, jama’ah, puasa daud, ngrowot dan lain sebagainya. Dan bahkan Abah Najib melaksanakan ngrowot sampai akhir hayat beliau. Beliau termasuk santri kinasih (kesayangan) Romo KH. Abdurrahman Chudori. Walaupun demikian beliau tidak lantas sekepenake dewe (seenaknya sendiri), beliau tetap tekun belajar dan mentaati peraturan-peratura Pondok Pesantrean yang berlaku.

Setelah boyong dari Pondok Pesantren API Tegalrejo, beliau mempersunting Ibu Nyai HJ. Siti Chamnah putri dari Romo KH. Chudlori Abdul Aziz Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Ngrukem Bantul Yogyakarta. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai dua orang putra yang ganteng-ganteng dan seorang putri yang cantik dan imut. Putra pertama beliau diberi nama Gus Muhammad Abdullah Falah, Putra yang kedua diberinama Gus Muhammad Alwi Masduq dan seorang putrinya yang diberi nama Ning ‘Abdah Iqtada.

Abah Najib diberi amanah oleh ayahanda beliau yaitu Romo KH. Salimi untuk mengasuh sebuah Pondok Pesantren yang terletak ditengah kota Yogyakarta yaitu di Jl. Babaran Gg. Cemani 759 P/UH V Kalangan Umbulharjo 55161. Pondok Pesantren Itu diberi nama Al-Luqmaniyyah karena dinisbatkan pada muasisnya (pendiri) yang bernama Bpk H. Luqman Jamal Hasibuan. Bpk H. Luqman Jamal Hasibuan mendirikan Pondok Pesantren tersebut atas rasa sukur yang telah diberikan oleh Allah SWT, berupa kesembuhan dari penyakit yang diderita beliau melalui lantaran Romo KH. Salimi, karena telah berbagai macam pengobatan telah beliau lakukan  namun tidak kunjung sembuh. Bpk H. Luqman Jamal Hasibuan memasrahkan Pondok Pesantren tersebut kepada Romo KH. Salimi untuk menjadi pengasuh, namun karea beliau telah memiliki Pondok Pesantren sendiri yaitu Pondok Pesantren As-Salimiyyah yang terletak di Cambahan Mlangi Sleman Yogyakarta, maka beliau mengamanahkan Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah tersebut kepada Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum untuk menjadi pengasuh. Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah diresmikan oleh Romo KH. Salimi pada tanggal 9 Februari 2000.

Dalam mengajar, beliau memilki metode yang berbeda disetiap tingkatan santrinya. Awalnya Basic Pondok Pesantre Al-Luqmaniyyah itu tentang fiqih tetapi ada kendala tentang mata pelajaran alat (nahwu), lalu akhirnya nahwu yang lebih ditekankan dan menjadi basic Pesantren sampi saat ini. Metode beliau yang dipakai setiap pelajaran berbeda-beda dari I’dadi sampai Tahtim. Metode yang digunakan dalam kelas alfiyah yaitu semua santri wajib belajar, presentasi ( bagi yang tidak presentasi juga wajib belajar karena akan ditunjk) dan runtut, sedangkan yang selain kelas alfiyah yaitu dengan diberi PR dan metodenya tidak runtut. Dapat diambil pelajaran bahwa beliau sangat memperhatikan proses belajar santri-santrinya.

Selain belajar, Abah Najib Juga mendidik para santri agar melakukan riyadloh (tirakat). Beliau menyuruh antri yang baru masuk pada saat sowan untuk tirakat seperti puasa senin kamis, membaca Al-Qur’an satu hari satu jus, ngrowot, ziarah, jama’ah dan lain sebagainya sesuai kemampuan para santri. Hal ini beliau lakukan agar kelak para santri mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah. Meskipun Pondok Al-Luqmaniyyah menyuruh santrinya tirakat tetapi proses pendidikan juga diperhatikan oleh beliau. Beliau selalu mengabsen para santri satu-persatu, sehingga antara tirakat dan pendidikan sejalan. Untuk beliau yang penting proses belajarnya.

Ciri khas dari Beliau Abah Naji adalah menganggap ngaji itu penting, tidak mudah meninggalkan mengajar didalam kelas. Apabila tidak bisa mengajar, beliau pasti sudah menyiapkan badal (pengganti) untuk mengajar. Untuk memberi hukuman kepada para santri, setidaknya beliau memarahi kalau tidak ngaji, dan disesuaikan tingkat pelanggaran santri, semisal ngantuk pada saat jam berlangsungnya pelajaran biasasnya akan dilempar dengan penghapus atau sepidol.

Dalam mendidik santrinya beliau menyuruh para santri untuk riyadloh, dapat menempatkan pada kehidupan sosial, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Beliau sangat faham dengan para santrinya meskipun sntri tidak mengetahuinya. Kepekaan batiniah beliau lebih kuat daripada lahiriahnya. Beliau ingi mencetak santri yang tahan banting supaya dalam masyarakat dapat menempatkan dirinya dan tidak mudah terpengaruh. Beliau juga tidak menginginkan kesuksesan santrinya itu didapat secara instan. Berbeda lagi ketika beliau mendidik putra-putrinya dan masyarakat. Ketika mendidik putra putrinya kadang keras, kadang dengan sangat kasih sayang (menuruti apa yang mereka inginkan kemudian diberi nasihat). Tuntutan mengaji tetap ada tetapi tidak sekeras kepada santrinya.

Sedangkan dalam masyarakat, beliau memberikan solusi dan ikut andil didalamnya. Bagi meeka yang sedng punya masalah, seperti ketika ada orang yang bertamu dan mengungkapkan kalu dia tidak mempunyai pekerjaan lalu beliau memberi modal kepada tamu tersebut. Beliau memberi kasih sayang yang lebih dan yang penting tamu terayomi.

Ada banyak riyadloh yang Abah Najib aksanakan sampai akhir hayat beliau, setidaknya ada lima  bentuk riyadloh yang terlihat secara kasat mata. Pertama istiqomah beliau dalam segala hal ibadah. Dijelaskan bahwa Abah Najib tudak pernah meninggalkan majelis malam selasa meskipun dalam keadaan yang bagaimanapun. Beliau rela pulang hanya satu hari dari Kalimantan dalam rangka muktamar NU seluruh Indonesia dan kembali kesana lagi demi menghadiri rutinan majelis pengajian malam selasa.

Riyadloh kedua yang beliau lakukan ialah setiap malam beliau tidak pernah sare(tidur) sampa fajar tiba. Beliau selalu menerima tamu untuk mengobrol dan diskusi hingga fajar. Ketiga beliau selalu menghormati dan memuliyakan tamu yang berkunjung pada beliau tanpa membeda-bedakannya, bahkan setiap tamu pasti disuruh untuk dahar (makan). Keempat beliau selalu ziarah kemakam-makam Aulia’ pada hari-hari tertentu dan mengajak sebagian jemaah untuk ikut beliau. Dan yang terakhir Abah Najib masih ngrowot (tidak makan nasi) hingga akhir hayat beliau.

Ada empat wasiat yang beliau amanahkan sebelum beliau kembali kerahmat Allah. Pertama penerus Pondok Pesantran Al-Luqmaniyyah adalah putra pertama beliau yaitu Gus Muhammad Abdullah Falah dibantu oleh keluarga. Pada waktu itu Gus Muhammad Abdullah Falah baru berusia sebelas tahun (kelas 5 SD). Karena belum memungkinkan untuk menjadi pengasuh, maka pengasuh Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah sekarang dipegang oleh Ibu Nyai HJ. Chamnah Najib dibantu oleh keluarga.

Kedua, teruskan dan istiqomahkan majelis pengajian jamaah malam selasa. Sekarang pengajian malam selasa tersebut dipimpin oleh Kyai Nasiin dan Kyai Nur Charis. Beliau berdua merupakan kakak dan adik dari Al-Marhum Al-Maghfurllah KH.Najib Mamba’ul ‘Ulum alhamdulillah juga dibantu oleh Romo KH. Chudori Abdu Aziz yang merupakan moro sepah beliau (mertua). Majelis pengajian malem selasa tersebut alhamdulillah masih diistiqomahkan sampai sekarang dan insyallah akan terus diistiqomahkan seperti pesan wasiat beliau.

Wasiat yang ketiga ialah santri-santri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah harus tetap meneruskan kegiatan Pondok Pesantren seperti biasa. Dan wasiat yang terakhir beliau teruskan dan istiqomahkan kegiatan rutinan maupun awrod (wirid-wirid) yang sudah dirintis dan dijalankan. Itulah empat wasiat yang sampaikan beliau pada saat beliau dirawat di RS PKU Muhammadiyyah Yogyakarta.

Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum mengalami kecelakaan Dikabupaten Kudus pada saat ziarah Waliyaullah ke Jawa Tengah. Beliau dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyyah Yogyakarta selama empat hari. Dan beliau kembali kerahmatallah setelah melaksanakan operasi pada mustoko (kepala) beliau. Abah Najib Mamba’uk ‘Ulum wafat pada tanzulqo’dah 1432 H. Semua keluarga, santri, jamaah dan tamu tidak enyangka akan secepat itu akan dipangil Allah karena setelah dioperasi beliau terlihat segar bugar dan sehat, bahkan beliau sampai menghabiskan satu setengah buah apel dan beliau juga meminta rokok. Namun karena ruangan ber-AC maka beliau urungkan niat beliau untuk merokok. Dan beliau juga sempat memeluk Gus Falah dan Gus Masduq disisi kanan dn sisi kiri beliau.

Beliau Al-Marhum Al-Maghfurllah Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum dimakamkan dikomplek pemakaman Cambahan Mlangi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Semoga beliau diberi tempat yang paling mulia sisisi Allah Subhanahu WA Ta’ala dan semoga kami semua warga Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah diberi kekuatan dan keistiqomahan oleh Allah dalam melaksanakan wasiat beliau Abah Najib Mamba’ul ‘Ulum . Amien-Amien Ya Robbal ’Alamin

Kamis, 12 Mei 2016

KOPI DI PAGI HARI

Secangkir teh atau kopi hangat memang paling nikmat diminum saat pagi hari. Tapi ternyata bukan minuman yang paling baik dikonsumsi begitu Anda bangun dari tidur. Minum kopi, teh atau minuman berkafein lain sebaiknya tidak di pagi hari, tapi menjelang siang.

Para ilmuwan telah melakukan penelitian dan mendapatkan bahwa waktu paling baik untuk menikmati kopi/teh setiap hari adalah antara pukul 9.30 dan 11.30 siang. Sebab saat masuk ke dalam tubuh, kafein akan bereaksi dengan hormon kortisol yang membantu mengatur jam kerja tubuh dan meningkatkan kewaspadaan.

Saat pagi hari, hormon kortisol biasanya meningkat secara alami setelah bangun tidur dan levelnya akan tetap tinggi hingga beberapa jam kemudian. Hormon kortisol paling tinggi antara pukul 8-9 pagi, oleh sebab itu tidak perlu lagi mengasup minuman berkafein di waktu tersebut. Sebab minum kopi ketika level kortisol sedang tinggi-tingginya bisa membuat tubuh 'kecanduan'.

Di kemudian hari, tubuh akan 'meminta' jumlah kortisol yang lebih banyak lagi sehingga seseorang merasa harus minum kopi atau teh dulu agar tubuhnya lebih segar. Lama-kelamaan keinginan tubuh akan kafein meningkat dari hari ke hari dan memungkinkan Anda untuk minum kafein lebih dari satu gelas sehari. Seperti diketahui, terlalu banyak konsumsi kafein bisa memicu detak jantung yang akibatnya bisa kurang baik bagi kesehatan jantung.

Steven Miller, seorang ahli syaraf di Uniformed Services University of the Health Sciences di Bethesda, Maryland mengatakan, minuman berkafein akan lebih baik jika dikonsumsi setelah pukul 9 pagi untuk membantu menjaga produksi hormon kortisol tetap stabil. Tidak naik, juga tidak menurun.

"Salah satu prinsip kunci di dunia farmasi adalah menggunakan obat atau suplemen ketika dibutuhkan saja. Jika tidak, tubuh akan menjadi 'bertoleransi' terhadap obat itu dalam jumlah yang sama. Dengan kata lain, satu cangkir kopi yang sama di pagi hari akan terasa tidak terlalu efektif dan membuat Anda beralih ke espresso yang lebih kuat," ujar Steven, seperti dikutip dari Telegraph.

Steven menyimpulkan hal tersebut setelah menelaah bukti dan hasil penelitian tentang perubahan kortisol pada tubuh dalam satu hari. Kortisol adalah hormon yang diproduksi banyk ketika seseorang merasa stres. Fungsinya adalah mengubah cadangan energi menjadi glukosa sehingga bisa digunakan oleh sel-sel tubuh. Lonjakan energi yang dilepaskan di pagi hari akan meningkatkan kewaspadaan tapi di waktu yang sama juga menimbulkan rasa lapar. Seiring berjalannya waktu, level kortisol akan menurun dengan sendirinya sehingga kewaspadaan berkurang. Saat itulah khasiat minuman kafein akan lebih efektif.

Selain antara pukul 8 dan 9, hormon kortisol juga akan meningkat lagi saat siang setelah pukul 13.00, dan 17.30 hingga 18.30. Itulah sebabnya ketimbang pagi hari, minum kopi menjelang siang atau sore hari akan lebih baik. Sebab kopi bisa membantu mengimbangi jeda ketika level kortisol dalam tubuh menurun.

"Di pagi hari, minuman kopi Anda mungkin akan berguna paling efektif jika dinikmati antara pukul 9.30 dan 11.30, ketika tingkat kortisol menurun drastis sebelum meningkat lagi di siang harinya," saran Steven.

PUTRI MALU OBAT AMPUH MENYEMBUHKAN INSOMNIA

SETIAP orang pasti pernah mengalami insomnia. Insomnia sendiri adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan dalam tidur berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Penelitian menunjukan bahwa kurang lebih 1/3 dari orang dewasa pernah menderita insomnia setiap tahunnya. Keadaan ini dapat menurunkan kemampuan mencerna informasi yang membuat penderita mudah berubah perasaannya (moddy), dan bila keadaan ini terus dibiarkan, akan menyebabkan dampak pada tingginya tekanan darah, serangan jantung dan juga dapat mengganggu produktivitas kita dalam beraktivitas pada esok hari.

Insomnia paling sering disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi medis yang menyebabkan nyeri atau penggunaan zat yang memengaruhi tidur. Penyebab umum insomnia antara lain stres, gelisah, gugup, rasa takut menjelang tidur, dan biasanya semakin bertambah, mimpi buruk dalam setiap tidur, dan lekas marah.
Risiko insomnia ini kemungkinan lebih besar terjadi pada wanita karena perubahan hormon. Selain itu, orang yang sudah lebih berusia 60 tahun, mengalami stres, bekerja pada malam hari serta mengalami perjalanan jauh.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa individu menggunakan obat-obat yang mampu mempercepat induksi tidur dan memperlama waktu tidur (sedative-hipnotik), obat-obat tersebut dapat dikatakan berbahaya bagi tubuh.

Berdasarkan penelitian selama 12 tahun dan menganalisis lebih dari 12.000 data di Kanada, Dr Belleville menyatakan bahwa tingkat kematian signifikan serta lebih tinggi bagi pengguna pil tidur dan mereka yang mengkomsumsi obat untuk mengurangi kecemasan.

Selain itu, temuan lain dari efek samping obat tidur ini juga tidak bisa dianggap enteng. “Obat tidur dan obat anti kecemasan berpengaruh pada waktu reaksi dan koordinasi sehingga membuat seseorang lebih mudah jatuh dan kecelakan,” kaatanya.

Oleh karena itu kita bisa segera beralih menggunakan tanaman herbal. Dan salah satu tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk masalah tersebut adalah putri malu (Mimosa pudica Linn), yang tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan, dan tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tanaman ini memiliki batang bulat berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lanci, warna hijau tapi ada juga yang merah. Dan apabila disentuh akan menutup (sensitif-plant).

Menurut Drs. Alamsyah Agus, MM seorang herbalis sekaligus terapis Natura Health Center di Depok, Jabar, putri malu mengundang melatonin, mimosin, asam pipekolinat, tanin, alkaloid, saponin, triterpenoid, sterol, polifenol, dan flavonoid. Dan diduga bahwa zat dalam tumbuhan putri malu yang mampu menimbulkan efek relaksasi saraf di otak sehingga dapat menimbulkan efek sedasi adalah melatonin (hormon natural yang diproduksi tubuh untuk mengembalikan jam tidur biologis).

Hasil awal menunjukan bahwa putri malu dapat memengaruhi sistem syaraf pasien meskipun dalam skala yang ringan, yaitu berkurangnya serangan kejang pada tubuh mereka. Manfaat tanaman obat ini bagi sistem syaraf lainnya adalah memberikan efek penenang atau antidepressan, sebagaimana dibuktikan melalui riset yang lakukan oleh Universiutas Veracruz Meksiko.

Untuk memanfaatkan herbal yang tumbuh liar di semak-semak ini. Kita memnggunakan akar, batang, dan daunnya sebanyak 15-60 gr. Dan caranya adalah tanaman segar ini direbus dengan air secukupnya, kemudian diminum.

Selalin direbus, putri malu juga biasa dikeringkan dan dibungkus kain untuk dijadikan bantal. Aroma dari tumbuhan kering tersebut juga mampu membaut penderita terlelap.
Tetapi tak ada yang sempurna, disamping manfaat dari tumbuhan putri malu dalam hal pengomsumsiannya patut diperhatikan peringatan berikut:
1. Penggunaan akar putri malu dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan dan muntah-muntah.
2. Ibu hamil dilarang meminum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat menyebabkan kematian pada janin.
3. Jika digunakan berturut-turut di atas 12 hari, pada banyak kasus menyebabkan gatal atau muntah.
Sebenarnya banyak tumbuhan di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk tubuh kita. Tetapi,itu tergantung manusia itu sendiri bagaimana memanfaatkannya. Semoga putri malu untuk mengatasi insomnia/susah tidur dapat bermanfaat untuk kita semua.**

Sumber: Annisa Rana Riovani, mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung,/Pikiran Rakyat*

MENGOBATI PENYAKIT HEPATITIS

Pengobatan untuk penyakit hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan obat antiferon. Biasanya suntikan antiferon ini direkomendasikan selama kurang lebih empat bulan. Keberhasilan dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor yang termasuk juga dengan durasi infeksi Anda. Sekitar 50% oran dengan infeksi penyakit hepatitis B kronik setidaknya mendapatkan suatu manfaat parsial lewat pengobatan penyakit hepatitis interferon. Manfaat dari obat hepatitis ini bisa mencakup penurunan jumlah total virus dalam darah dan juga melambatnya kerusakan hati.
Saat melakukan pengobatan untuk penyakit hepatitis dengan menggunakan obat antiferon, tes darah yang dilakukan secara teratur untuk mengukur dari kadar enzim hati dalam darah acap kali dianjurkan. Tes-tes ini mengindikasikan apakah hati masih meradang atau apakah virusnya ini masih ada di dalam darah. Yang penting untuk diingat adalah bahwa tes bagi antigen permukaan hepatitis B mungkin akan positif selama beberapa minggu atau beberapa tahun setelah usainya pengobatan. Ini karena virus hepatitis B mungkin terus berada dalam darah dalam jumlah kecil. Juga pentinga yang perlu diingat adalah bahwa bahkan setelah infeksinya terkendali, hati masih membutuhkan waktu untuk menumbuhkan sel-sel sehat guna menggantikan sel-sel yang rusak atau hancur akibat dari infeksi hepatitis.
Pengobatan untuk penyakit hepatitis C kronik dilakukan dengan menggunakan interferon kemungkinan besar akan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan infeksi hepatitis B. Bagi infeksi hepatitis C kronik, interferon ini biasanya direkomendasikan tiga kali dalam seminggu untuk durasi yang sekitar antara 12 bulan samoai 2 tahun. Seperti halnya bagi infeksi pengobatan yang lazim dilakukan.
Pengobatan untuk penyakit hepatitis untuk yang kronik dengan interferon bisa mengurangi resiko dari terjadinya penyakit sirosis atau penyakit kanker hati. Oleh sebab itulah. Penting bagi Anda untuk mengikuti nasihat dokter Anda dengan akurat.
Setiap obat pasti memberikan efek samping, untuk mengatasi efek samping dari obat antiferon ini bisa dilakukan dengan minum sejumlah besar air setiap harinya. Minumlah obat penghilang rasa sakit yang direkomendasikan oleh dokter Anda, jika rasa sakit pada tempat suntikan ini pada tubuh yang sangat parah.

Rabu, 11 Mei 2016

GUSDUR : SIAPA YANG PALING DEKAT DENGAN TUHAN?

Tokoh agama Islam, Kristen, dan Budha sedang berdebat. Gus Dur tentu sebagai wakil dari agama Islam. Kala itu diperdebatkan mengenai agama mana yang paling dekat dengan Tuhan ?

Seorang biksu Budha menjawab duluan. “Agama sayalah yang paling dekat dengan Tuhan, karena setiap kita beribadah ketika memanggil Tuhan kita mengucapkan ‘Om’. Nah kalian tahu sendiri kan seberapa dekat antara paman dengan keponakannya?”

Seorang pendeta dari agama Kristen menyangkal.“Ya tidak bisa, pasti agama saya yang lebih dekat dengan Tuhan.” ujar pendeta

“Lah kok bisa ?” sahut biksu penasaran.
“Kenapa tidak,agama anda kalau memanggil Tuhan hanya om, kalau di agama saya memanggil tuhan itu ‘Bapa’ Nah kalian tahu sendiri kan lebih dekat mana anak sama bapaknya daripada keponakan dengan pamannya,” jawab pendeta.

Gus Dur yang belum mengeluarkan argumen masih tetap tertawa malah terbahak-bahak setelah mendengar argumen dari pendeta.

“Loh kenapa anda kok tertawa terus?” tanya pendeta penasaran.
“Apa anda merasa bahwa agama anda lebih dekat dengan tuhan?” sahut biksu bertanya pada Gus Dur.

Gus Dur masih saja tertawa sambil mengatakan “Ndak kok, saya ndak bilang gitu, boro-boro dekat  justru agama saya malah paling jauh sendiri dengan Tuhan.” jawab Gus Dur dengan masih tertawa.
“Lah kok bisa ?” tanya pendeta dan biksu makin penasaran.

“ Lah gimana tidak, lah wong kalau di agama saya itu kalau memanggil Tuhan saja harus memakai Toa (pengeras suara),” jawab Gus Dur

Sumber : Ahmad Lailatus Sibyan

PROFIL PONPES AL-LUQMANIYYAH YOGYAKARTA

Pondok Pesantren Salaf Putra Putri Al-Luqmaniyyah

Alamat : Jalan Babaran Gg. Cemani UH V/759 RT/RW: 49/04 Yogyakarta 55161

Telepon : (0274) 377838

 

Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah adalah salah satu pondok pesantren yang terdapat di kota Yogyakarta, tepatnya kurang lebih 5 km arah timur kraton Ngayogyakarta. Pondok ini menempati lokasi seluas 1.250 m2 RT/RW : 49/04 dukuh Kalangan, kelurahan Pandean, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. 

    Pondok ini mulai dibangun pada tahun 1998 atas prakarsa H. Luqman Jamal Hasibuan, seorang pengusaha kelahiran Sumatera, dan selesai akhir tahun 1999. Kemudian diresmikan pada tanggal 9 Februari 2000 oleh KH. Salimi, seorang tokoh agama asal Mlangi Sleman, dengan nama Pondok Pesantren Salaf Putra Putri Asrama Perguruan Islam (API) “Al-Luqmaniyyah”. Penamaan ini diambil dari nama pendiri, yaitu Bapak H. Luqman.

        Selanjutnya, PPLQ (sebutan lain untuk pondok pesantren Al-Luqmaniyyah) diasuh oleh KH. Najib Salimi, putera kedua dari KH. Salimi. Beliau adalah seorang ‘alim didikan KH. Abdurrahman Chudlori, pengasuh API Tegalrejo Magelang. Nama PPLQ dengan menyertakan nama API, yang singkatan dari Asrama Perguruan Islam merupakan adopsi dari pesantren API Tegalrejo itu. Memang diharapkan lulusan API mampu menjadi seorang yang menyebarkan ilmu agama (kata ‘guru’) ke umat muslim dan berdakwah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

        KH. Najib Salimi wafat pada tanggal 02 Dzulqo’dah 1432 H / 30 September 2011. Setelah itu PPLQ diasuh oleh istri beliau yakni Ibu Nyai Hj. Siti Chamnah Najib dengan di bantu oleh sanak keluarga beliau. Beliau merupakan putri dari KH. Chudlori Abdul Aziz pengasuh PP Al-Anwar Ngrukem Bantul. Pengasuh PP Al-Luqmaniyyah sekarang, Ibu Nyai Hj. Siti Chamnah Najib

      Dari segi materi pendidikan, PPLQ memiliki karakter yang mirip dengan sistem yang dipakai di API Tegalrejo. Sebagai salah satu contoh, PPLQ sangat menganjurkan para santrinya untuk mujahadah dan riyadloh sebagai sarana untuk mempersiapkan diri menerima ilmu yang bermanfaat. Setiap setelah maghrib dan sebelum subuh selalu terdengar lantunan dzikir mujahadah di masjid PPLQ. 

    Selain itu, tiap setelah Ashar, Isya, dan Subuh santri diharuskan mengikuti kegiatan belajar di madrasah/kelas. Pelajaran yang dikaji mulai dari Al-Quran, tafsir, hadits, mustholah hadits, nahwu, shorof, balaghoh, fiqih, ushul fiqih, tarikh, dan juga ilmu tauhid. Mayoritas materi tersebut dikaji dengan menggunakan metode soroganbandongan, dan diskusi kitab-kitab kuning dengan teks bahasa Arab. Kitab-kitab yang dikaji cukup banyak, antara lain :

Syifaul Jinan, Aqidatul Awwam, Fathul Manan,

Khulashoh Nurul Yaqin, Jurumiyah, Imrithi,

Alfiyah, Ibnu Aqil, Arbain Nawawi,

Bulughul Marom, Tanqihul Qoul, Sahih Bukhari,

Taisir Mustholahul Hiadits, Safinatun Najah, Fathul Qorib,

 Fathul Muin, Kifayatul Awwam, Ummul Barahin,

 Ta’limul Muta’allim, Syarah Waroqot, Lubbul Ushul,

 Ushul Fiqih Abdul Wahhab Khallaf, Ihya Ulumiddin,

Jauharul Maknun dan lainnya.

        Selain belajar di Pesantren, sebagian besar santri juga mengikuti pendidikan formal di luar pesantren, dari mulai tingkat SMA hingga perguruan tinggi. Bahkan tidak sedikit santri yang telah menyelesaikan S1-nya di universitas-universitas di Yogyakarta. Mayoritas santri adalah Mahasiswa perguruan tinggi. Hal ini yang menjadi satu ciri pondok pesantren di kota Yogyakarta.

Selain asrama, PPLQ memiliki sejumlah gedung lain yaitu satu masjid, kantor, aula, dapur, 4 buah kelas, dan masing-masing satu bangunan untuk pengasuh dan pendiri pondok, serta sejumlah kamar mandi.

Setiap malam selasa, di PPLQ juga diadakan pengajian dan mujahadah yang diikuti oleh masyarakat luas. Selain itu, juga diadakan TPA bagi anak-anak di sekitar wilayah pondok setiap malam setelah maghrib

Jauh ke depan diharapkan PPLQ mampu berkembang lebih baik dalam segi fisik ataupun perannya bagi agama, masyarakat dan negara. 


Visi

Tampil Unggul dan Berkualitas dalam Ilmu Agama dan Amal Shaleh Bagi Peradaban 

Misi

  1. Mengkaji dan Mengembangkan ilmu agama yang berbasis pada kitab-kitab mu’tabarah
  2. Melaksanakan kegiatan sosial secara aktif baik yang bersifat internal maupun eksternal pondok
  3. Meningkatkan peran serta pondok dalam menjawab permasalahan yang terjadi di masyarakat
  4. Meningkatkan kepekaan pondok dalam berinteraksi dengan masyarakat dalam konteks sosial gotong royong
  5. Mengembangkan kreatifitas dan produktifitas pondok pesantren

Tujuan

  1. Menyiapkan santri yang mempunyai kemampuan keilmuan agama mendalam serta mampu mengembangkannya
  2. Menyiapkan santri sebagai kader bangsa yang tangguh, memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, berakhlak mulia, terampil, dan beramal shaleh
  3. Menyiapkan santri yang menghargai nilai-nilai ilmu agama dan kemanusiaan. 

    Selain sistem pendidikan berbasis salaf yang diterapkan oleh pondok pesantren Al-Luqmaniyah sebagai metode pembelajaran, pondok pesantren Al-Luqmaniyah juga berusaha mengembangkan pendidikan berbasis pengembangan kreativitas, intelektualitas, spiritualitas, dan bakat minat santri. Pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas khazanah santri dalam menggali ilmu pengetahuan. Sampai saat ini, pondok pesantren Al-Luqmaniyah telah berhasil membudidayakan kemampuan tersebut untuk kepentingan banyak pihak.

    Tentunya, pendidikan ini tidak serta merta menjadi tujuan utama dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren Al-Luqmaniyah. Meskipun pendidikan ini termasuk bagian dari usaha pondok pesantren Al-Luqmaniyah dalam mengembangkan visi misinya, namun pendidikan salaf (pengajian kitab kuning) tetap menjadi prioritas utama bagi santri pondok pesantren Al-luqmaniyah.


        Sampai saat ini, pondok pesantren Al-Luqmaniyah terus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan khazanah keilmuan, baik keilmuan agama maupun keilmuan umum.

Adapun ekstrakurikurikuler sebagai wadah apresiasi santri dan pengembangan potensi santri di Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah antara lain :

  1. Grup Hadrah Ababil (Putra) dan Azkiya (Putri)
  2. Buletin Iqro’ (Putra) dan buletin An-Najwa (Putri)
  3. Qiroah
  4. Diskusi kubro, atau Bahtsul Masail
  5. HABAJUM IT Community (Komunitas IT PP. Al-Luqmaniyyah)
  6. Jam’iyyah Al-Qurra’ wa al- Huffadz (JQH)
  7. ELQI Ziarah Lovers
  8. LQ Football Club (LQ FC)
  9. Language Club
  10. Khitobah 

Pendidikan non formal yang dikembangkan oleh pondok pesantren Al-luqmaniyah ini, diharapkan mampu membentuk kekreativitasan santri dalam menelaah, mengkaji, meneliti, sekaligus melihat secara nyata apa yang sekarang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. 

Untuk menyukseskan tujuan tersebut, tentunya banyak kendala yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah sendiri. Namun, dengan semangat dan tekad Li i’lai kalimatillah, pondok pesantren Al-Luqmaniyah akan terus berusaha dengan sebaik mungkin, demi tercapainya kondisi masyarakat yang islami, cerdas, dan berakhlak mulia.

DEKLARASI NAHDLATUL ULAMA SEBAGAI BENTUK PERDAMAIAN

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencetuskan deklarasi untuk menginspirasi perdamaian dunia. Risalah yang bertajuk ‘Deklarasi Nahdlatul Ulama’ dibacakan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, yang berisi ajakan serta strategi membangun perdamaian di level internasional. Deklarasi ini, disampaikan pada penutupan agenda International Summit of the Moderate Islamic Leaders (Isomil), di Jakarta Convention Center, Selasa (10/9/2016).

Kiai Said, di hadapan ratusan ulama dan cendekiawan berbagai negara, menegaskan bahwa sudah saatnya negara muslim bersatu untuk menghadirkan kedamaian di seluruh dunia. Deklarasi Nahdlatul Ulama, menyerukan pentingnya persatuan (ukhuwwah) di antara kaum muslim. Kiai Said juga mengajak kepada seluruh ulama, untuk berjihad secara utuh. “Jihad itu tidak hanya perang, namun jihad untuk menjaga perdamaian itulah jidah yang sebenarnya. Jadi, siap perang jika terancam, namun juga siap damai,” terang Kiai Said.

Deklarasi Nahdlatul Ulama, menyampaikan 16 point penting tentang rumusan strategi perdamaian dunia. Secara garis besar, deklarasi ini mengecam sikap ektrimis dan teroris yang mengancam perdamaian dunia. Selain itu, Nahdlatul Ulama juga mengajak ulama seluruh dunia, juga tokoh lintas agama, untuk menjaga perdamaian. Deklarasi ini, juga menyampaikan pentingnya konsep nilai Islam Nusantara, yang nilai etik dan semangatnya, dapat menjadi inspirasi perdamaian dunia.

“Nadhlatul Ulama tidak bermaksud untuk mengekspor Islam Nusantara ke kawasan lain di dunia, tapi mengajak komunitas-komunitas Muslim lainnya untuk mengingat kembali keindahan dan kedinamisan yang terbit dari pertemuan sejarah antara semangat dan ajaran-ajaran Islam dengan realitas budaya-budaya lokal di seantero dunia, yang telah melahirkan beragam peradaban-peradaban besar, sebagaimana di Nusantara,” terang Kiai Said.

Katib ‘Am Syuriah PBNU, KH. Yahya C Staquf, menegaskan betapa pentingnya menjaga peradaban. “Islam Nusantara itu dapat menjadi prinsip etik dan referensi untuk menjaga peradaban di negeri ini. Kita lihat, negeri-negeri Afghanistan, Etiopia, Somalia, Irak, India, dan beberapa negara lain, sebelumnya punya peradaban Islam yang sangat kuat, namun sekarang hancur karena konflik,” terang Gus Yahya.
Deklarasi Nahdlatul Ulama, yang dirumuskan pada penutupan agenda Isomil PBNU, menjadi seruan perdamaian dan strategi untuk menjaga harmoni di berbagai negara di dunia. Nahdlatul Ulama berinisiatif untuk mengambil peran perdamaian, di berbagai negara yang selama ini dilanda konflik.
Berikut poin-poin deklarasi Nahdlatul Ulama pada agenda International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil):

1. Nahdlatul Ulama menawarkan wawasan dan pengalaman Islam Nusantara kepada dunia sebagai paradigma Islam yang layak diteladani, bahwa agama menyumbang kepada peradaban dengan menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian.

2. Nadhlatul Ulama tidak bermaksud untuk mengekspor Islam Nusantara ke kawasan lain di dunia, tapi sekadar mengajak komunitas-komunitas Muslim lainnya untuk mengingat kembali keindahan dan kedinamisan yang terbit dari pertemuan sejarah antara semangat dan ajaran-ajaran Islam dengan realitas budaya-budaya lokal di seantero dunia, yang telah melahirkan beragam peradaban-peradaban besar, sebagaimana di Nusantara.

3. Islam Nusantara bukanlah agama atau madzhab baru melainkan sekadar pengejawantahan Islam yang secara alami berkembang di tengah budaya Nusantara dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam sebagaimana dipahami, diajarkan dan diamalkan oleh kaum Ahlussunnah wal Jama’ah di seluruh dunia.

4. Dalam cara pandang Islam Nusantara, tidak ada pertentangan antara agama dan kebangsaan. Hubbul
watan minal iman: “Cinta tanah air adalah bagian dari iman.” Barangsiapa tidak memiliki kebangsaan, tidak akan memiliki tanah air. Barangsiapa tidak memiliki tanah air, tidak akan punya sejarah.

5. Dalam cara pandang Islam Nusantara, Islam tidak menggalang pemeluk-pemeluknya untuk menaklukkan dunia, tapi mendorong untuk terus-menerus berupaya menyempurnakan akhlaqul karimah, karena hanya dengan cara itulah Islam dapat sungguh-sungguh mewujud sebagai rahmat bagi semesta alam (Rahmatan lil ‘Alamin).

6. Islam Nusantara secara teguh mengikuti dan menghidupkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam yang mendasar, termasuk tawassuth (jalan tengah, yaitu jalan moderat), tawaazun (keseimbangan; harmoni), tasaamuh (kelemah-lembutan dan kasih-sayang, bukan kekerasan dan pemaksaan) dan i‘tidaal (keadilan).

7. Sebagai organisasi Ahlussunnah wal Jama’ah terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama berbagi keprihatinan yang dirasakan oleh sebagian besar warga Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia, tentang merajalelanya ekstremisme agama, teror, konflik di Timur Tengah dan gelombang pasang Islamofobia di Barat.

8. Nahdlatul Ulama menilai bahwa model-model tertentu dalam penafsiran Islamlah yang merupakan faktor paling berpengaruh terhadap penyebaran ekstremisme agama di kalangan umat Islam.

9. Selama beberapa dekade ini, berbagai pemerintah negara di Timur Tengah telah mengeksploitasi perbedaan-perbedaan keagamaan dan sejarah permusuhan di antara aliran-aliran yang ada, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya terhadap kemanusiaan secara luas. Dengan cara mengembuskan perbedaan-perbedaan sektarian, negara-negara tersebut memburu soft power (pengaruh opini) dan hard power (pengaruh politik, ekonomi serta militer) dan mengekspor konflik mereka ke seluruh dunia. Propaganda-propaganda sektarian tersebut dengan sengaja memupuk ekstremisme agama dan mendorong penyebaran terorisme ke seluruh dunia.

10. Penyebaran ektremisme agama dan terorisme ini secara langsung berperan menciptakan gelombang pasang Islamofobia di kalangan non-Muslim.

11. Pemerintahan negara-negara tertentu di Timur Tengah mendasarkan legitimasi politiknya diambil justru dari tafsir-tafsir keagamaan yang mendasari dan menggerakkan ekstremisme agama dan teror. Ancaman ekstremisme agama dan teror dapat diatasi hanya jika pemerintahan-pemerintahan tersebut bersedia membuka diri dan membangun sumber-sumber alternatif bagi legitimasi politik mereka.

12. Nahdlatul Ulama siap membantu dalam upaya ini.

13. Realitas ketidakadilan ekonomi dan politik serta kemiskinan massal di dunia Islam turut menyumbang pula terhadap berkembangnya ekstremisme agama dan terorisme. Realitas tersebut senantiasa dijadikan bahan propaganda ekstremisme dan terorisme, sebagai bagian dari alasan keberadaannya dan untuk memperkuat ilusi masa depan yang dijanjikannya. Maka masalah ketidakadilan dan kemiskinan ini tak dapat dipisahkan pula dari masalah ektremisme dan terorisme.

14. Walaupun maraknya konflik yang meminta korban tak terhitung jumlahnya di Timur Tengah seolah-olah tak dapat diselesaikan, kita tidak boleh memunggungi masalah ataupun berlepas diri dari mereka yang menjadi korban. Nahdlatul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dan konstruktif dalam mencari jalan keluar bagi konflik multi-faset yang merajalela di Timur Tengah.

15. Nahdlatul Ulama menyeru siapa saja yang memiliki iktikad baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam upaya membangun konsensus global untuk tidak mempolitisasi Islam, dan memarjinalkan mereka yang hendak mengeksploitasi Islam sedemikian rupa untuk menyakiti sesama.

16. Nahdlatul Ulama akan berjuang untuk mengonsolidasikan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah sedunia demi memperjuangkan terwujudnya dunia di mana Islam dan kaum Muslimin sungguh-sungguh menjadi pembawa kebaikan dan berkontribusi bagi kemaslahatan seluruh umat manusia.

Sumber :http://news.okezone.com/read/2016/05/10/337/1384916/nu-cetuskan-deklarasi-nahdlatul-ulama-untuk-perdamaian-dunia

Senin, 09 Mei 2016

TOKOH PENCIPTA LAMBANG NU KH, RIDWAN ABDULLAH

Di antara ulama pondok pesantren, ada seorang ulama yang memiliki keahlian melukis. Beliau adalah KH Ridhwan Abdullah. banyak jasa beliau di bumi Indonesia terutama di kalangan Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Dalam kancah ulama NU, beliau dikenal sebagai pencipta lambang NU.


KH Ridwan Abdullah dilahirkan di Bubutan Surabaya pada tanggal 1 januari 1884. Ayah beliau adalah KH Abdullah. Sesudah tamat dari Sekolah Dasar Belanda, KH Ridwan Abdullah belajar (nyantri) di beberapa pondok pesantren di Jawa dan Madura. Di antaranya pondok pesantren Buntet Cirebon, pondok pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo dan pondok pesantren Kademangan Bangkalan Madura.

Pada tahun 1901, KH Ridwan Abdullah pergi ke tanah suci Mekah dan bermukim di sana selama kurang lebih tiga tahun kemudian pulang ke tanah air. Pada tahun 1911 beliau kembali lagi ke Mekah dan bermukim di sana selama 1 tahun.

KH Ridwan Abdullah menikah dengan Makiyah yang meninggal dunia pada tahun 1910. Kemudian beliau menikah lagi dengan Siti Aisyah gadis asal Bangil yang masih ada hubungan keluarga dengan Nyai KH. Abdul Wahab Hasbullah.

KH Ridwan Abdullah dikenal sebagai kiai yang dermawan. Setiap anak yang berangkat mondok dan sowan ke rumah beliau, selain diberi nasihat juga diberi uang, padahal beliau sendiri tidak tergolong orang kaya.

Di kalangan ulama pondok pesantren, KH Ridwan Abdullah dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu pengetahuan agama dan pengalaman yang luas. Pergaulan beliau sangat luas dan tidak hanya terbatas di kalangan pondok pesantren.

Di samping itu, beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki keahlian khusus di bidang seni lukis dan seni kaligrafi. Salah satu karya beliau adalah bangunan Masjid Kemayoran Surabaya. Masjid dengan pola arsitektur yang khas ini adalah hasil rancangan KH Ridwan Abdullah.

KH Ridwan Abdullah meninggal dunia tahun 1962, dan dimakamkan di pemakaman Tembok, Surabaya. Bakat dan keahlian beliau dalam melukis diwarisi oleh seorang puteranya, KH Mujib Ridwan.

Perjuangan KH Ridwan Abdullah
KH Ridwan Abdullah tidak memiliki pondok pesantren. Tetapi beliau dikenal sebagai guru agama muballigh yang tidak kenal lelah. Beliau diberi gelar ‘Kiai Keliling’. Maksudnya kiai yang menjalankan kewajiban mengajar dan berdakwah dengan keliling dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Biasanya, KH Ridwan Abdullah mengajar dan berdakwah pada malam hari. Tempatnya berpindah-pindah dari satu kampung ke kampung lainnya dan dari satu surau ke surau yang lain. Daerah-daerah yang secara rutin menjadi tempat beliau mengajar adalah kampung Kawatan, Tembok dan Sawahan.

Ketika KH Abdul Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Wathan, KH Ridwan Abdullah merupakan pendamping utamanya. Beliaulah yang berhasil menghubungi KH Mas Alwi untuk menduduki jabatan sebagai kepala Madrsaah Nahdlatul Wathan menggantikan KH Mas Mansur. Beliau juga aktif mengajar di madrasah tersebut.

Dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia KH Ridwan Abdullah ikut bergabung dalam barisan Sabilillah. Pengorbanan KH Ridwan Abdullah tidak sedikit, seorang puteranya yang menjadi tentara PETA (Pembela Tanah Air) gugur di medan perang. Pada tahun 1948, beliau ikut berperang mempertahankan kemerdekaan RI dan pasukannya terpukul mundur sampai ke Jombang.

Banyak jasa perjuangan KH Ridwan Abdullah, di antaranya beliaulah yang mengusulkan agar para syuhada yang gugur dalam pertempuran 10 Nopember 1945 dimakamkan di depan Taman Hiburan Rakyat (THR). Tempat inilah yang kemudian dikenal dengan Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa.

Jasa KH Ridwan Abdullah
Nama KH Ridwan Abdullah tidak bisa dipisahkan dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan Jam’iyah Nahdlatul Ulama’. Pada susunan pengurus NU periode pertama, KH Ridwan Abdullah masuk menjadi anggota A’wan Syuriyah. Selain menjadi anggota Pengurus Besar NU, beliau juga masih dalam pengurus Syuriyah NU Cabang Surabaya.

Pada tanggal 12 Rabiul Tsani 1346 H. bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 1927 diselenggarakan Muktamar NU ke-2 di Surabaya. Muktamar berlangsung di Hotel Peneleh. Pada saat itu peserta muktamar dan seluruh warga Surabaya tertegun melihat lambang Nahdlatul Ulama’ yang dipasang tepat pada pintu gerbang Hotel Peneleh. Lambang itu masih asing karena baru pertama kali ditampilkan. Penciptanya adalah KH Ridwan Abdullah.

Untuk mengetahui arti lambang NU, dalam Muktamar NU ke-2 itu diadakan majelis khusus, pimpinan sidang adalah Kiai Raden Adnan dari Solo. Dalam majelis ini, pimpinan sidang meminta KH Ridwan Abdullah menjelaskan arti lambang Nahdlatul Ulama’.

Secara rinci KH Ridwan Abdullah menjelaskan semua isi yang terdapat dalam lambang NU itu. Beliau menjelaskan bahwa lambang tali adalah lambang agama. Tali yang melingkari bumi melambangkan ukhuwah islamiyah kaum muslimin seluruh dunia. Untaian tali yang berjumlah 99 melambangkan Asmaul Husna. Bintang besar yang berada di tengah bagian atas melambangkan Nabi Besar Muhammad Saw. Empat bintang kecil samping kiri dan kanan melambangkan Khulafa’ur Rasyidin, dan empat bintang di bagian bawah melambangkan madzhabul arba’ah (empat madzhab). Sedangkan jumlah semua bintang yang berjumlah sembilan melambangkan Wali Songo.

Setelah mendengarkan penjelasan KH Ridwan Abdullah, seluruh peserta majelis khusus sepakat menerima lambang itu. Kemudian Muktamar ke-2 Nahdlatul Ulama’ memutuskannya sebagai lambang Nahdlatul Ulama’. Dengan demikian secara resmi lambang yang dibuat oleh KH Ridwan Abdullah menjadi lambang NU.

Sesudah upacara penutupan Muktamar, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari memanggil KH Ridwan Abdullah dan menanyakan asal mula pembuatan lambang NU yang diciptakannya. KH Ridwan Abdullah menyebutkan bahwa yang memberi tugas beliau adalah KH Abdul Wahab Hasbullah. Pembuatan gambar itu memakan waktu satu setengah bulan.

KH Ridwan Abdullah juga menjelaskan bahwa sebelum menggambar lambang NU, terlebih dahulu dilakukan shalat istikharah, meminta petunjuk kepada Allah Swt. Hasilnya, beliau bermimpi melihat sebuah gambar di langit yang biru jernih. Bentuknya persis dengan gambar lambang NU yang kita lihat sekarang.

Setelah mendengar penjelasan KH Ridwan Abdullah, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari merasa puas. Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sambil berdoa. Setelah memanjatkan doa beliau berkata, “Mudah mudahan Allah mengabulkan harapan yang dimaksud di lambang Nahdatul Ulama.