SETIAP orang pasti pernah mengalami insomnia. Insomnia sendiri adalah
gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan dalam tidur berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.
Penelitian menunjukan bahwa kurang lebih 1/3 dari orang dewasa pernah
menderita insomnia setiap tahunnya. Keadaan ini dapat menurunkan
kemampuan mencerna informasi yang membuat penderita mudah berubah
perasaannya (moddy), dan bila keadaan ini terus dibiarkan, akan
menyebabkan dampak pada tingginya tekanan darah, serangan jantung dan
juga dapat mengganggu produktivitas kita dalam beraktivitas pada esok
hari.
Insomnia paling sering disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kondisi medis yang menyebabkan nyeri atau penggunaan zat yang
memengaruhi tidur. Penyebab umum insomnia antara lain stres, gelisah,
gugup, rasa takut menjelang tidur, dan biasanya semakin bertambah, mimpi
buruk dalam setiap tidur, dan lekas marah.
Risiko insomnia ini kemungkinan lebih besar terjadi pada wanita
karena perubahan hormon. Selain itu, orang yang sudah lebih berusia 60
tahun, mengalami stres, bekerja pada malam hari serta mengalami
perjalanan jauh.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa individu menggunakan obat-obat
yang mampu mempercepat induksi tidur dan memperlama waktu tidur
(sedative-hipnotik), obat-obat tersebut dapat dikatakan berbahaya bagi
tubuh.
Berdasarkan penelitian selama 12 tahun dan menganalisis lebih dari
12.000 data di Kanada, Dr Belleville menyatakan bahwa tingkat kematian
signifikan serta lebih tinggi bagi pengguna pil tidur dan mereka yang
mengkomsumsi obat untuk mengurangi kecemasan.
Selain itu, temuan lain dari efek samping obat tidur ini juga tidak
bisa dianggap enteng. “Obat tidur dan obat anti kecemasan berpengaruh
pada waktu reaksi dan koordinasi sehingga membuat seseorang lebih mudah
jatuh dan kecelakan,” kaatanya.
Oleh karena itu kita bisa segera beralih menggunakan tanaman herbal.
Dan salah satu tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk masalah
tersebut adalah putri malu (Mimosa pudica Linn), yang tumbuh liar di
pinggir jalan, lapangan, dan tempat terbuka yang terkena sinar matahari.
Tanaman ini memiliki batang bulat berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil
tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lanci, warna hijau tapi
ada juga yang merah. Dan apabila disentuh akan menutup (sensitif-plant).
Menurut Drs. Alamsyah Agus, MM seorang herbalis sekaligus terapis
Natura Health Center di Depok, Jabar, putri malu mengundang melatonin,
mimosin, asam pipekolinat, tanin, alkaloid, saponin, triterpenoid,
sterol, polifenol, dan flavonoid. Dan diduga bahwa zat dalam tumbuhan
putri malu yang mampu menimbulkan efek relaksasi saraf di otak sehingga
dapat menimbulkan efek sedasi adalah melatonin (hormon natural yang
diproduksi tubuh untuk mengembalikan jam tidur biologis).
Hasil awal menunjukan bahwa putri malu dapat memengaruhi sistem
syaraf pasien meskipun dalam skala yang ringan, yaitu berkurangnya
serangan kejang pada tubuh mereka. Manfaat tanaman obat ini bagi sistem
syaraf lainnya adalah memberikan efek penenang atau antidepressan,
sebagaimana dibuktikan melalui riset yang lakukan oleh Universiutas
Veracruz Meksiko.
Untuk memanfaatkan herbal yang tumbuh liar di semak-semak ini. Kita
memnggunakan akar, batang, dan daunnya sebanyak 15-60 gr. Dan caranya
adalah tanaman segar ini direbus dengan air secukupnya, kemudian
diminum.
Selalin direbus, putri malu juga biasa dikeringkan dan dibungkus kain
untuk dijadikan bantal. Aroma dari tumbuhan kering tersebut juga mampu
membaut penderita terlelap.
Tetapi tak ada yang sempurna, disamping manfaat dari tumbuhan putri
malu dalam hal pengomsumsiannya patut diperhatikan peringatan berikut:
1. Penggunaan akar putri malu dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan dan muntah-muntah.
2. Ibu hamil dilarang meminum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat menyebabkan kematian pada janin.
3. Jika digunakan berturut-turut di atas 12 hari, pada banyak kasus menyebabkan gatal atau muntah.
Sebenarnya banyak tumbuhan di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk tubuh kita. Tetapi,itu tergantung manusia itu
sendiri bagaimana memanfaatkannya. Semoga putri malu untuk mengatasi
insomnia/susah tidur dapat bermanfaat untuk kita semua.**
Sumber: Annisa Rana Riovani, mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung,/Pikiran Rakyat*
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Komentar yang sopan ya !